“Hari gini urusin koperasi. Kuno! Ketinggalan zaman! Apa yakin bisa sukses? Apa orang minat gabung?”
Begitu tanggapan banyak orang ketika mendengar saya serius, bahkan amat serius menggeluti Koperasi Garudayaksa Nusantara atau KGN. Lebih kaget lagi ketika tahu bahwa salah satu program unggulan KGN adalah Warung Garuda.
Ketika mindset sebagian orang Indonesia merasa hebat dan bangga belanja di Carrfour, Giant, Hypertmart, Seven Eleven, Circle K, AlfaMart, IndoMart, Lotte Mart, Family Mart dll saya dan sahabat seperjuangan di KGN merasa tertantang.
Deretan Supermarket dan minimarket tersebut di atas pemilik dan atau pemodalnya sebagian besar asing dan konglomerat. Dan jualannyapun didominasi oleh produk korporasi raksasa.
Lalu apa yang terjadi dengan warung milik rakyat? Banyak yang tutup karena tidak bisa bersaing. Pola belanja masyarakat berubah, senang dengan toko yang nyaman, sejuk, terang benderang, lengkap dan teratur rapi, harga pasti, kualitas terjamin.
Lalu apa yang harus kita lakukan. Diam saja? Jawabnya tidak. Ya.. Kita harus berbuat. Kita harus membuat Toko yang kualitas pelayanannya setara dengan mart modern tapi pemilik dan pemodalnya rakyat. Apa bisa? Seorang diri membuat Mart dengan modal Rp 250 juta sampai milyaran tentu sulit. Tapi ratusan atau ribuan petani, buruh, karyawan, penggiat UKM dan masyarakat umum bergabung bisa membangun Ribuan Mart modern. Itulah yang terjadi di Inggris. The Cooperative kami jadikan bencmark, tahun 2015 anggotanya mencapai 8 juta orang. Bu Jasmin Setiawan, Ketua Pelaksana Harian KGN yang sempat berkunjung ke koperasi tersebut menyampaikan, tahun 2016 lalu anggotanya sudah mencapai 10 juta orang, menyebar di seluruh Inggris.
Kalau orang di Eropa dengan kemajuan ekonomi, teknologi, tingkat pendidikan tinggi tertarik kembangkan koperasi. Itu berarti koperasi keren.
Ayo mari ubah mindset kita: Koperasi itu Keren.
Ayo mari gabung KGN untuk bersama buktikan bahwa koperasi itu memang keren. Bahkan kereennn bangeeettt…!