Jakarta – Berbagai penggiringan opini agar Prabowo menjadi King Maker dan Cawapres Jokowi merupakan wujud kepanikan lawan politik Prabowo Subianto, karena hingga saat ini hasil survey membuktikan bahwa Prabowo menempel ketak elektabilitas Jokowi, bahkan lembaga survey lainnpun ada yang merilis Prabowo telah menyalip elektabilitas Jokowi. Menurut Pengamat Politik Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman.
Upaya opini untuk melemahkan Prabowo Subianto untuk menjadi calon Presiden 2019 ini nyata dan bukan tidak mungkin bertujuan agar terjadi calon tunggal di Pilpres 2019. Pertama, isu yang berkembang adanya usaha dari lawan politik untuk merayu dan meyakinkan Prabowo Subianto agar menjadi Cawapres Jokowi 2019.
Kedua, opini king maker dibentuk agar Prabowo lebih baik dibelakang layar, karena track recordnya yang bersih membuktikan calon-calon Kepala Daerah Pilihan Prabowo sebagian besar memenangkan Pilkada walaupun lawannya banyak dibekingi pengusaha, artinya Prabowo ini tidak bias disetir oleh kepentingan pengusaha. Ketiga, upaya menonjolkan tokoh baru seperti AHY, Gatot Nurmantyo, Tuan Guru Bajang (TGB), yang secara potensi dan elektabilitas sangat jauh dibawah Jokowi jelas sangatlah menguntungkan pertahana.
“Cara-cara seperti ini menunjukan kemerosotan dalam demokrasi Indonesia, karena keterpilihan dan kesukaan publik dipaksa oleh opini dan lebih mirip dengan cara intelejen daripada cara kampanye dalam demokrasi langsung di Indonesia”, Ujar Jajat Nurjaman Jakarta, 26 Februari 2018
”Jika pihak lawan politik Prabowo panik dapat dikatakan wajar, karena trend Prabowo Subianto sebagai capres terus melonjak menaik, akan tetapi yang perlu digaris bawahi walaupun secara cost politik Jokowi dan partai pendukungnya di 2019 akan sangat mahal dan juga tekanan akan semakin besar, lebih baik Jokowi harus sudah menunjukkan kelasnya secara gentle dengan menonjolkan program kerja untuk melawan Prabowo Subianto, karena Pilpres 2019 adalah rematch dan takdir bagi rakyat Indonesia untuk memilih calon Presiden antara Prabowo atau Jokowi”ungkapnya.